Selasa, 07 Juni 2011

KETERGELINCIRAN YANG MEMBAHAYAKAN ((Nasihat Kepada Pemuda Ahlussunnah)) -4

Oleh : Al-Ust. Jafar Soleh

4- Sepatutnya seorang penuntut ilmu terlebih lagi para da’i dari mereka untuk membedakan antara mudarah dan mudahanah. Karena mudarah itu diharapkan dan ia kaitannya dengan sikap lemah-lembut dalam bermuamalah. Diterangkan di dalam Lisanul Arab 14/255: mudarah kepada manusia adalah bersikap lemah-lembut kepada mereka dan bergaul dengan cara yang baik serta sabar atas gangguan mereka agar mereka tidak menjauh darimu. Sedangkan mudahanah tercela yaitu kaitannya dengan agama. Allah Ta’aala berfirman ((Mereka berharap kamu bermudahanah agar mereka bermudahanah juga)) Al Hasan Al Bashri berkata tentang ayat ini: Mereka berharap andaikata engkau kompromi dalam agamamu dan sebagai gantinya mereka akan kompromi dalam urusan agama mereka. –Tafsir Al Baghawi 4/377


Maka seorang yang melakukan mudaarah berlemah –lembut dalam bermuamalah tanpa mengkompromikan salah satu dari agamanya. Sedangkan seorang yang bermudahanah mendekati manusia dengan meninggalkan sesuatu dari agamanya.

Dahulu Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah orang yang paling baik akhlaknya dan orang yang paling lembut kepada ummat. Maka ini merupakan contoh berlemah-lembut dari ajarannya. Dan beliau juga orang yang paling kuat dalam memegang agama Allah, beliau tidak menginggalkan satu pun dari agama ini demi siapa pun. Maka ini merupakan contoh dari sisi keteguhan dalam beragama yang tentunya bersebrangan dengan mudahanah.

Maka wajib atas penuntut ilmu untuk memperhatikan perbedaan antara dua perkara ini. Karena diantara manusia ada yang menyangka bahwa bersikap mudaarah kepada manusia dan lemah-lembut kepada mereka adalah lemah dalam beragama dan lembek. Dan bersamaan dengan itu kelompok yang lain menganggap bahwa termasuk lemah-lembut kepada manusia menyetujui kebatilan-kebatilan mereka dan diam atas kesalahan mereka. Maka dua kelompok ini keliru meyimpang dari kebenaran. Maka perhatikanlah perkara ini karena ia merupakan ketergelinciran yang membahayakan dan tidak ada yang selamat darinya kecuali orang yang diberi taufik dari Allah dan petunjuk dari-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar