Minggu, 19 Juni 2011

SEBAB-SEBAB MUNCULNYA TERORISME (DASAR-DASAR POKOK MANHAJ TERSELUBUNG BAG-1B).

Dan simak juga ucapan salah satu tokoh mereka, DR. Safar Al-Hawaly, dimana ia berkata dalam bukunya Wa’du Kaisanjar (Janji Kissinger) hal. 138 -salah satu buku idola Imam Samudra-, “Sesungguhnya apa yang menimpa kita, hal tersebut hanyalah karena perbuatan tangan-tangan kita sendiri, apa yang kita lakukan berupa dosa dan maksiat, keluar dari syari’at Allah, terang-terangan dalam melakukan apa yang diharamkan oleh Allah, loyalitas kepada musuh-musuh Allah, menyepelekan hak-Nya, dan kurang dalam dakwah di jalan Allah. Telah berserikat dalam hal tersebut pemerintah, rakyat, seorang alim, yang jahil, yang kecil, yang besar, laki-laki, dan perempuan dengan ada bentuk perbedaan antara mereka…

Sungguh telah nampak kekufuran dan ilhad di koran-koran kita, tersebar kemungkaran di tengah-tengah kita, dan kita diseru kepada perzinaan di radio dan telivisi kita serta kita telah membolehkan riba hingga bank-bank negara-negara kafir tidaklah jauh dari rumah Allah yang terhormat (ka’bah) kecuali hanya beberap langka yang terhitung. Adapun berhukum kepada syari’at, itu adalah seruan klasik. Yang haq, sungguh tidak tersisa di tengah kita dari syari’at kecuali apa yang dinamakan oleh para pengikut hukum thogut buatan manusia sebagai ‘kondisi-kondisi pribadi’ dan sebagian hukum-hukum had yang hanya diinginkan untuk menertibkan keamanan.[6]”

Perhatikan ucapan orang yang tidak tahu diri dan tidak pernah mengingat berbagai kebaikan dan nikmat yang ia dapatkan dari negeri haramain (KSA). Dan betapa besar musibah yang menimpa umat tatkala orang-orang sepertinya menjadi rujukan dan idola anak-anak muda yang tabiatnya condong kepada semangat belaka dan mengikuti perasaan tanpa ilmu.

Demikianlah komentarnya terhadap pemerintahan Saudi Arabia, entah bagaimana sikapnya terhadap pemerintah-pemerintah lainnya.

Dan semisal dengannya, seorang tokoh lain yang disebut dengan nama Salman Al-‘Audah[7] -sebagian makalahnya telah menjadi pembukaan buku Imam Samudra “Aku melawan teroris”-, ketika ia ditanya dengan nash “Tidak luput dari pengamatan anda tentang peraturan di Libya dan apa yang terkandung padanya berupa peperangan terhadap Islam dan kaum muslimin. Apa kewajiban kaum muslimin di sana? Ataukah mereka sebaiknya lari membawa agamanya?”, ia menjawab, “Ini terjadi pada setiap negara.[8]”

Dan tidak kalah bejatnya ucapan lainnya, “Masyarakat-masyarakat Islam berada di suatu lembah dan para pemerintahnya berada di lembah lain. Karena mereka tidaklah melukiskan hakikat perasaan-perasaan masyarakat Islam yang berada di hati mereka dan mereka tidak melaksanakan hakikat agama yang mereka bernisbat kepadanya.[9]”

Dan simak pula ucapannya yang tidak memperkecualikan siapapun, “Bendera-bendera yang terangkat di alam Islam pada hari ini -panjang dan lebarnya-, semuanya adalah bendera sekularisme.[10]”

Maksud dan buah dari ucapan-ucapan di atas sama dengan Ucapan Muhammad Surur dan Safar Al-Hawaly. Dan jangan heran, mereka memang satu aliran di bawah bendera mafia terorisme.

Dan tidak kalah gilanya, ucapan tokoh pembuat kerusakan dan teror di masa ini, yaitu Usamah bin Ladin[11]. Ia berkata dalam wawancaranya bersama Al-Jazirah pada tanggal 5/12/1423 H (7/2/2003 M), “Perselisihan kita dengan para penguasa bukanlah pada masalah cabang yang mungkin bisa diselesaikan. Sesungguhnya kami hanya berbicara tentang dasar Islam syahadat ‘Lâ Ilâha Illallâhu Wa Anna Muhammadan Rasulullâh’, sedang para penguasa itu telah membatalkan syahadat tersebut dari dasarnya dengan loyalitas mereka kepada orang-orang kafir, mereka men-tasyrî’ (mensyari’atkan) hukum-hukum buatan, dan membenarkannya serta mereka berhukum kepada hukum-hukum Amerika Serikat. Maka kepemimpinan mereka telah gugur secara syari’at dari semenjak dahulu sehingga tiada jalan untuk tinggal dibawahnya.[12]”

Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn, semoga Allah memberikan pahala yang besar dalam musibah yang menimpa kita ini.

Dan guru kami, ahli hadits dan mufti Saudi Arabia bagian Selatan, Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi hafizhohullâh, dalam cacatan keempat belas beliau menjelaskan sebagian dari lembaran-lembaran hitam gerakan Ikhwanul Ikhwanul Muslimin dan tokoh-tokohnya, beliau menyebutkan bahwa di antara kebiasan mereka adalah “menelusuri dan mencari-cari kesalahan penguasa untuk membuat itsârah (keonaran, kebencian, kerusakan) terhadap mereka.[13]”

Dan apa yang beliau sebutkan sangat benar dan mencocoki kebenaran. Silahkan baca dan telaah buku-buku mereka niscaya engkau akan menemukannya. Andaikata bukan karena kekhawatiran tulisan ini menjadi panjang maka tentu kami akan merincinya. Dan cukuplah bagi kita di Indonesia majalah mereka “Majalah Sabili” yang sarat dengan hal tersebut.

[1] Terpetik dari ceramah yang berjudul “Al-Manhaj Al-Khafiy wa Atsruhu fii Shonâ’atil Irhâb (Manhaj terselubung dan pengaruhnya dalam memproduksi terorisme)” oleh Syaikh Sulthôn bin ‘Abdurrahmân Al-‘Ied hafizhohullâh dan ceramah “Al-Marâhil Al-Mu`addiyah Ilat Tafjîr” oleh DR. Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily hafizhohullâh.

[2] Hadits ‘Auf bin Mâlik radhiyallâhu ‘anhu riwayat Muslim no. 1855.

[3] Majalah As-Sunnah edisi 26 tahun 1413H hal. 2-3. dengan perantara kitab Al-Quthbiyah hal. 86. Dan kitab Al-Quthbiyah adalah salah buku yang sangat ilmiyah dalam menjelaskan kesalahan-kesalahan ideologi sejumlah tokoh pembela dan pelaris pemikiran Sayyid Quthub. Hingga hari, tidak seorang pun dari mereka yang mampu membantah kitab ini, selain suara-suara sumbang yang meneriakkan bahwa penulisnya adalah orang yang tidak dikenal, memakai nama samaran…dst dari teriakan-teriakan klasik orang-orang yang telah kehabisan pena dan argumen. Ketahuilah bahwa penulisnya adalah seorang Doktor dan Alim yang sangat berakhlak di kota Madinah serta dikenal di kalangan para ulamanya. Dan juga andaikata penulisnya tidak diketahui, maka yang menjadi ukuran adalah data dan bukti ilmiyah yang sangat otentik lagi akurat yang terdapat padanya.

[4] Majalah As-Sunnah edisi 43 Jumadits Tsani tahun 1415H hal. 27-29. dengan perantara Al-Quthbiyah hal. 87.

[5] Dan dalam buku “MEMBONGKAR JAMAAH ISLAMIYAH, Pengakuan Mantan Anggota JI” karya Nasir Abas hal. 165, ada penyebutan kamp latihan Al-Fatah milik kelompok Wahdah Islamiyah di Moro, Filipina. Dan ada beberapa hal lain tentang kelompok ini, semoga Allah memberi kemudahan untuk menjelaskannya dalam sebuah buku tersendiri.

[6] Dengan perantara Al-Quthbiyah hal. 90.

[7] Syaikh Ibnu Baz rahimahullâh pernah ditanya “Apakah ada catatan-catatan atau kesalahan-kesalahan pada Salman Al-‘Audah dan Safar Al-Hawaly?” Beliau menjawab, “Iya, iya. Mereka berpandangan jelek terhadap penguasa, berpahaman jelek terhadap negara, mengobarkan (semangat jelek) pada anak-anak muda dan memanas-manasi hati masyarakan umum. Dan ini termasuk manhaj (metodologi) kaum Khawarij. Kaset-kaset mereka mewahyukan hal tersebut.” Kemudian beliau ditanya lagi, “Wahai Syaikh, apakah hal tersebut telah mengantar mereka ke suatu bid’ah” Beliau menjawab, “Tidak diragukan bahwa ini adalah bid’ah yang merupakan kekhususan kaum Khawarij dan Mu’tazilah. Semoga Allah memberi hidayah kepada mereka, semoga Allah memberi hidayah kepada mereka.” Di antara ulama besar yang pernah saya jumpai dan pernah memberikan catatan-catatan terhadap Salman Al-‘Audah dan Safar Al-Hawaly adalah Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, Syaikh Sholih Al-Fauzân, Syaikh Muqbil, Syaikh Ahmad An-Najmy, Syaikh Zaid bin Muhammad Al-Madkhaly, Syaikh Rabi’ Al-Madkhaly dan Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-‘Abbad. Beberapa catatan mereka bisa dibaca pada tulisan dengan judul “Ithâful Basyr Bi Kalâmil Ulamâ` Fi Safar wa Salmân” dari www. Sahab.net.

[8] Dalam kasetnya yang berjudul “Limadza Yakhâfuna Minal Islâm”, dinukil dari kitab Al-Quthbiyah hal. 90-91.

[9] Dalam kasetnya yang berjudul “Al-Ummah Al-Ghâ`ibah”, dinukil dari kitab Al-Quthbiyah hal. 91.

[10] Dalam kasetnya yang berjudul “Yaa Lajarahâtul Muslimîn”, dinukil dari kitab Al-Quthbiyah hal. 91.

[11] Berkata Syaikh Ibnu Baz rahimahullâh, “Sesungguhnya Usamah bin Ladin termasuk para pembuat kerusakan yang memilih jalan-jalan kejelekan yang rusak dan keluar dari ketaatan kepada Waliyyul Amri.” Dan beliau juga berkata, “Nasehat saya untuk Al-Mis’ary, Al-Faqih, Ibnu Ladin dan seluruh yang menempuh jalan mereka, untuk meninggalkan jalan buruk itu, dan hendaknya mereka bertakwa kepada Allah, berhati-hati dari siksaan dan kemurkaan-Nya, dan hendaknya mereka kembali kepada jalan yang lurus serta bertaubat kepada Allah dari apa yang telah lalu. Allah menjanjikan hamba-hamba-Nya yang bertaubat untuk menerima taubat mereka dan berbuat baik kepada mereka, sebagaimana dalam firman (Allah) Subhânahu, “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kalian kepada Rabb kalian, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepada kalian kemudian kalian tidak dapat ditolong (lagi).” dan (Allah) Subhânahu berfirman, “Dan bertaubatlah kalian semuanya kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.”. Dan ayat-ayat yang semakna dengannya sangatlah banyak.” [] Guru kami, Syaikh Muqbil bin Hady berkata, “Saya berlepas diri kepada Allah dari Ibnu Ladin, ia adalah kemalangan dan petaka terhadap umat, dan amalan-amalannya adalah kejelekan.” []

[12] Baca http://www.aljazeera.net/programs/hour_issues/articles/2003/2/2-22-1.htm.

[13] Al-Maurid Al-Adzab Az-Zulâl hal. 186.

[sumber: http://jihadbukankenistaan.com/terorisme/sebab-sebab-munculnya-terorisme-dasar-dasar-pokok-manhaj-terselubung-bag-1.html]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar