Minggu, 01 Januari 2012

Hadits tentang Berbhakti kepada kedua orangtua

عن عبدالله بن العاص رضي الله تعالى عنهما : حاء رجل الى النبي صلى الله عليه و سلم فاستآذنه في الجهاد فقال :((آحيّ والداك ؟)). قال : نعم, قال : ((ففيهما فجاهد)). ( رواه الامام البجاري و الامام مسلم )

Dari Abdullah Ibnu Amr Ibnu Al'ash رضي الله عنهما telah berkata : "Telah datang seorang lelaki kepada Nabi صلى الله عليه و سلم untuk berjihad. Maka Rasulullah صلى الله عليه و سلم berkata :("Apakah Kedua Orang-Tuamu masih hidup ?"). Maka lelaki tsb berkata :"Iya". Maka Rasulullah صلى الله عليه و سلم menjawab :"Pada keduanya Hendaknya kamu berjihad". (HR. Bukhari dan Muslim).

Faedah Hadits:

1."Semangat Para sahabat رضي الله تعالى عنه untuk bermusyawarah dengan Nabi صلى الله عليه و سلم ".

2."Keutamaan berjihad".

3."Semangat Nabi صلى الله عليه و سلم mengutamakan urusan Haq Kedua Orang-tua".

4."Sesungguhnya amalan kebaikan itu keutamaannya bertingkat-tingkat, Dan sesungguhnya berbhakti kepada kedua Orang-tua, lebih utama daripada jihad yang sunnah".

5."Sesungguhnya menginginkan kebaikan terkadang melalaikan seseorang dari bertanya kepada Ahli ilmu".

6."Keagungan Hak kedua Orang-tua".

7."Sesungguhnya para penyeru kebaikan, mereka adalah orang yang paling wajib untuk berbhakti kepada kedua orang-tua, dan penyeru kebaikan yang paling utama adalah para Nabi عليه السلام . Mereka berbhakti kepada kedua Orang-tua mereka, dan terkadang bentuk bhaktinya adalah dengan mendoakan mereka, seperti Nuh عليه السلام berdoa :("Ya Allah ampunilah aku dan kedua Orang-tuaku").

Dan terkadang dengan mengajak mereka kepada jalan kebenaran, seperti berita tentang Ibrahim عليه السلام dengan ayahnya :("Wahai ayahku mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar dan tidak melihat dan tidak bisa memberikan suatu manfaatpun padamu. Wahai ayahku sesungguhnya telah datang kepadaku ilmu, apa yang tidak mendatangimu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan membimbingmu kepada jalan yang benar. Wahai ayahku janganlah engkau beribadah kepada syaithon karena syaithon telah bermaksiat kepada Allah yang Maha Rohman. Wahai ayahku aku takut menimpa kepadamu azab dari Allah yang Maha Rohman maka menjadilah engkau kawan dari syaithon dineraka").

Dan terkadang Allah memberitakan tentang keadaan mereka bersama kedua Orang-tuanya, sebagaimana Yahya عليه السلام :("Dia itu (Yahya) dijadikan berbhakti kepada kedua Orang-tuanya dan tidaklah dia itu angkuh dan durhaka").

Demikian juga berita tentang Isa عليه السلام bersama ibunya :("Aku dijadikan Allah orang yang berbhakti kepada ibuku, dan tidaklah aku dijadikan sebagai orang yang angkuh dan celaka").

Dan seutama mereka adalah Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم , Dahulu Dia adalah orang yang paling berbhakti kepada pamannya Hamzah dan Abbas رضي الله عنهماdan kepada pamannya abu tholib, dan dia kedudukannya seperti bapaknya, Dan Dia dulu mendakwahkannya kepada Islam, sementara dia (abu thalib) berada diranjang kematiannya :("Wahai pamanku, katakanlah :"لا اله الاّ الله , kalimat yang kelak aku akan menjadi saksi atasmu disisi Allah").

Dan telah menempuh jalannya para Nabi عليه السلام adalah para ulama islam, mereka adalah orang yang paling berbhakti kepada kedua orangtuanya. Diantara contohnya telah berkata Abi Yusuf رحمه الله :("Aku melihat Abu Hanifah رحمه الله menaikkan ibunya keatas keledai").

Berkata Muhammad ibnul munkadir رحمه الله :("Sepanjang malam saudaraku Umar sholat, sedangkan aku sepanjang malam memijat kaki ibuku, dan malamku lebih aku sukai dibandingkan malam saudaraku").

Dahulu Hajar ibnu adbar رحمه الله merapikan ranjang ibunyanya dengan tangannya, dan berguling-guling dengan keras untuk memastikan empuk dan enaknya, kemudian mempersilahkannya untuk tidur".

Dan telah ditanya Al-imam Ibnu Asakir رحمه الله muhaddist negeri syam sebab terlambatnya hadir kenegeri Asbahan, maka dia رحمه الله berkata:("Ibuku belum mengijinkan aku").

Berkata Al-Imam Az-zahabi رحمه الله :("Orangtuaku belum memberikan kesempatan kepadaku untuk safar").

Maka lihatlah, semoga Allah merahmati kalian, kepada tiga kelompok yang barokah ini, dari para nabi dan ulama, bagaimana mereka berbhakti kepada kedua orangtua mereka, dan bandingkan keadaan orang-orang yang meraih sedikit dari ilmu tetapi banyak durhaka kepada kedua orangtua".

Telah berkata Al-Imam ibnu Jauzi رحمه الله :("Amma ba'du, maka sesungguhnya aku melihat sebagian dari para pemuda pada zamanku ini, mereka tidak perhatian untuk berbhakti kepada kedua orangtua, dan mereka tidak menganggap bahwa berbhakti kepada kedua orangtua termasuk menjalankan agama, mereka membentak kepada ayah dan ibu mereka, seolah-olah mereka tidak meyakini bahwa taat kepada keduanya adalah termasuk menjalankan kewajiban dari agama, mereka memutuskan kekerabatan yang Allah memerintahkannya untuk menyambungnya didalam Alquran dan melarang untuk memutus kekerabatan dengan larangan yang tegas.

Dan terkadang mereka menyikapi untuk taat kepada kedua orangtua dengan memboikotnya dan membentaknya.

Kemudian beliau رحمه الله memulai menyebutkan dalil-dalil dari Alquran, Sunnah dan Atsar kemudian berkata:("Hendaknya diketahui oleh Para pelaku bhakti kepada orangtua, meskipun dia itu bersungguh-sungguh dalam berbhakti kpd keduanya, tidaklah cukup untuk membalas jasa keduanya.

Dari zur'ah ibnu ibrohim رحمه الله :"Telah datang seorang lelaki menemui Umar رضي الله عنه dan berkata;("sesungguhnya aku mempunyai ibu yang sudah tua renta, jika dia punya urusan maka aku mengendongnya, dan aku memandikannya, dan aku tidak berani memandang wajahnya, maka apakah itu cukup untuk memenuhi haqnya)? berkata Umar رضي الله عنه :("Tidak"). berkata lelaki itu :("Bukankah aku telah menggendongnya, dan bersabar atasnya)? Maka berkata Umar رضي الله عنه :("Sesungguhnya dulu dia juga melakukan hal itu terhadapmu, dalam keadaan dia berharap engkau tetap hidup, sedangkan engkau melakukan itu dan berharap dia cepat meninggal agar terlepas bebanmu").

Datang seorang lelaki kepada Abdullah ibnu Umar رضي الله عنهما :("Aku telah menggendong ibuku diatas punggungku dari negeri Khurosan hingga selesai dengannya manasik hajiku. Apakah menurutmu aku telah membalas jasa-jasa ibuku)? Berkata Ibnu Umar رضي الله عنهما :("Tidak, walaupun satu langkah dari langkah-langkahnya)".

Berkata Ibnu Al-jauzi رحمه الله setelah itu :("Berbhakti kepada kedua orangtua merupakan ketaatannya dalam melaksanakan perintah keduanya, selama keduanya tidak memerintahkan kepada perkara yang harom, dan mendahulukan perintah keduanya diatas amalan-amalan sunnah, dan manjauhi dari apa yang dilarang oleh keduanya, dan menafkahi keduanya, dan memenuhi kebutuhan keduanya, dan bersungguh-sungguh dalam melayani keduanya, dan senantiasa menjaga adab dan segan kepada keduanya, dan janganlah seorang anak membentak keduanya, dan jangan melotot kepada keduanya, dan jangan memanggilnya dengan nama keduanya, dan jika berjalan bersama, berjalanlah dibelakangnya. Senantiasa bersabar dari apa-apa yang tidak disukai oleh keduanya dengan apa-apa yang keluar dari keduanya"). Selesai ucapannya رحمه الله

Dinukil dan diterjemahkan dari Kitab Arba'in Haditsan fiy Tarbiyyati wal Manhaji dita'lif oleh Fadhilatu As-syaikh Abdul Aziz bin Muhammad As-sadhan حفظه الله

1 komentar:

  1. masya allah,makin kreatif aja nich.mudah mudahan tetap istiqomah/

    BalasHapus